Produk baja ringan di zaman sekarang cukup mudah ditemukan di pasaran. Namun sayang, tidak semua baja ringan sudah terjamin kualitasnya. Beberapa di antaranya terdapat produk abal-abal yang berisiko tidak awet. Bahkan dapat membahayakan penghuni bangunan jika diaplikasikan untuk konstruksi atap.

Sebagai pembeli, tentu saja penting untuk mengetahui cara memilih baja ringan yang bagus. Dalam hal ini, KENCANA Group secara konsisten memberi edukasi soal produk baja ringan seperti apa yang berkualitas.

Salah satunya dengan mengadakan Lomba Kreasi Baja Ringan SMKN di Jawa Timur yang sudah diadakan sejak awal tahun 2022.

Di sela final Lomba Kreasi Baja Ringan, Direktur PT Kencana Maju Bersama, Susanto, menjelaskan soal bahaya penggunaan baja ringan non-SNI.

“Karena meski sudah masif, penggunaan baja ringan yang salah dan tidak sesuai dengan SNI, hasilnya ada yang menimbulkan banyak korban. Salah satunya atap bangunan yang ambruk padahal baru dibangun dengan rangka atap baja ringan,” jelas Susanto dikutip dari laman Surabaya TribunNews.

Adapun dalam kompetisi tersebut, KENCANA Group bekerjasama dengan Seksi Kurikulum Bidang Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur serta Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Mudianto, Seksi Kurikulum Bidang Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur yang hadir, menyambut baik acara tersebut.

“Ini merupakan kegiatan yang baik dan menjadi salah satu bentuk link and match antara industri dan lembaga pendidikan, terutama SMK,” ujarnya.

Terlebih, aplikasi baja ringan belum ada di kurikulum pendidikan. Sehingga dengan adanya kerjasama dan kolaborasi yang lebih aktif, kemungkinan baja ringan bisa masuk di kurikulum.

“Untuk itu kami harapkan ada terus kerjasama dengan industri baja ringan, dalam hal ini KENCANA Group. Mulai dari pelatihan untuk guru-guru SMK yang membidangi baja ringan, kemudian para siswanya untuk magang, atau dari KENCANA Group yang menjadi guru tamu, dan berlanjut ke komitmen bersama rekrutmen SDM mungkin,” jelas Mudianto.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal HAPI, Rico Chandra, membahas soal sertifikat yang membuktikan keahlian aplikator baja ringan secara tertulis.

“Mereka yang dilengkapi sertifikat tentunya memiliki keahlian yang sudah diakui secara tertulis. Sementara untuk para pelajar SMK ini yang ikut dalam lomba juga sudah mendapatkan sertifikat dari HAPI yang nantinya setelah mereka masuk ke dunia kerja bisa mengurus sertifikat keahlian yang lebih tinggi melalui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” jelas Rico.

Sebagai informasi, beberapa finalis Lomba Kreasi Baja Ringan di Gedung KENCANA, Surabaya terdiri  dari SMKN 5 Surabaya, SMKN 2 Surabaya, SMKN 7 Surabaya, hingga SMKN 1 Sidoarjo.

Kompetisi dinilai secara adil dengan beberapa kriteria penilaian, seperti hasil karya, inovasi, kerapian, fungsional, kekompakan, dan kecepatan.

Dengan hasil karya berupa ‘RUBIN’ saat final, akhirnya penentuan juara pertama dilakukan. Di mana di antara keempatnya, SMKN 5 Surabaya berhasil meraih juara pertama.***