VIRIDI, ARSITEK DAN TUKANG

Sebuah Timbal Balik Kreativitas

 

Viridi sebagai produsen material yang baik dan bertanggung jawab, tentunya akan memberikan petunjuk pemasangan material bangunan yang tepat, agar pelaksanaan di lapangan tidak keliru, sesuai dengan fungsi dan kegunaannya seperti yang dimaksudkan. Ketika Viridi memberikan petunjuk cara pemasangan atau penggunaan, sedikit-banyak hal itu sebetulnya memiliki potensi penyimpangan juga di dalamnya.

Namun, jika diamati lebih jauh, penyimpangan itu mengandung makna ganda, bisa negatif atau posiitif. Yang negatif, ketika pelaksanaan yang menyimpang itu justru menjadikan material dan bangunan menjadi turun kualitasnya. Ini yang harus dihindari dan jangan sampai terjadi dalam pelaksanaan desain.

Di pihak lain, ada juga penyimpangan itu justru bermakna positif, ketika pemasangan yang menyimpang justru bisa memberikan dampak yang lebih kreatif, lebih inovatif dan ikut mendukung keberadaan gedung atau bangunan yang dimaksud. Di sinilah justru “penyimpangan” itu diperbolehkan. Lebih tepatnya bukan sebuah aib, melainkan sebuah penggalian potensi yang malah diperlukan dalam inovasi pelaksanaan, agar bisa menemukan kebaruan.

 

Potensi Pemanfaatan Baru

Jadi, misalnya Viridi memberikan petunjuk cara memasang sesuai prosedur dan standar, maka Arsitek akan memberikan respon dan timbal-balik. Di dalam proses desain dan pelaksanaan di lapangan, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi, di mana arsitek bisa menemukan cara baru dalam pemasangan, bahkan ide baru dalam penggunaan material Viridi.

Demikian juga tukang di lapangan, mereka bisa menemukan cara yang lebih efisien dan efektif, yang lebih kreatif dan lebih menarik, yang mungkin tak terpikirkan oleh Viridi sendiri. Mereka adalah ujung tombak yang sangat mengenal material, karena setiap hari bergulat dengan material.

Di sini terjadi sebuah proses timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain, material pada akhirnya memiliki kekayaan fungsional yang makin beragam dan inovatif karena praktik yang dilakukan secara lebih kreatif di lapangan, yang secara kontekstual tergantung juga pada keberadaan desain dan cara pandang baru yang lebih positif terhadap material Viridi.

Misalnya material untuk decking, bisa dipakai untuk atap, juga untuk fasad bangunan, karena dianggap memiliki kelebihan, misalnya karena bersifat waterproof (tahan air) atau pertimbangan lain (warna yang menarik, tekstur yang bagus). Atau material untuk eksterior dipakai untuk interior (bukan sebaliknya), karena ada kelebihan tertentu pada material itu.

Jadi, di sini dibutuhkan sikap untuk bisa saling terbuka dan saling memberi masukan, akan memberikan hasil yang lebih memuaskan, utamnya kepada konsumen yang menjadi “raja” dalam penggunaan bahan bangunan

Dalam proses ini, kita bisa belajar lebih banyak, bahwa kekuatan material bukan hanya terletak pada material itu sendiri, tetapi juga pada kreativitas di dalam memasang dan menggunakannya. Peran arsitek (juga desainer) dan juga tukang sangat krusial di sini, yang memberikan timbal-balik kepada material Viridi yang dipakainya.

(@republik.kreatif22)