Pada jaman dahulu, orang lebih mempercayakan saluran air bersih dengan menggunakan pipa besi. Hingga pada akhirnya masalah karat kemudian muncul dan Pipa HDPE pertama muncul.Seperti dikutip dari halaman Aneka Makmur mengutip dari sumber survei WWF tahun 2011 mengungkap, sekitar 97% jumlah air di bumi berupa air asin. Dan hanya 3% diantaranya merupakan air tawar yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup yang lain.

Dan sayangnya, 2% dari 3% air tersebut berupa bongkahan es di kutub. Sementara hanya 1% air tawar yang digunakan untuk mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Atau lebih dari 7 miliar orang didunia yang menggunakan air tersebut untuk konsumsi setiap hari dan kegiatan sanitasi.

Dampaknya, dalam survei yang dilakukan pada tahun 2.000 lalu, sebanyak 1,1 miliar orang yang tinggal di 40 negara didunia mengalami krisis kebutuhan air bersih. Dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah menjadi 1 dari 4 orang mengalami dampak kekuarangan air bersih pada tahun 2050.

Pentingnya menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, membuat suplai air bersih akan senantiasa dapat kita rasakan, sekarang dan kelak. Termasuk pemanfaatan seoptimal mungkin sumber air bersih menjadi bagian dalam menghemat dan melestarikan kebutuhan air bersih.

 

Salah satunya dengan membangun saluran air tangguh. Mengapa, pada jaman dahulu orang menggunakan saluran pipa besi untuk mengalirkan air bersih. Sayangnya, masalah karat kemudian membuat optimalisasi pemafaatan air bersih kurang efektif. Bukannya menjaga aliran air tetap aman untuk dikonsumsi, karat pada besi pada akhirnya membuat saluran air mudah tercemar. Kotor dan justru sangat berbahaya bagi kesehatan.

Hingga sekitar tahun 1950, seorang pejabat perusahaan air minum WMO di kota Zwolle, Belanda, Johan Keller bereksperimen dengan bahan plastik sebagai pengganti bahan besi untuk pipa air. Hasilnya, masalah karat kemudian dapat diatasi, revolusi industri pipa thermoplastik pun akhirnya dimulai.

Keller kemudian mengembangkan temuan pipa plastik pertamanya, dan akhirnya berkomitmen mengembangkan produk Pipa non besi. Hingga pada sekitar tahun 1953, Keller mengenalkan brand pipa Wavin di Eropa, khususnya di Belanda (Sumber : Sejarah Pipa Wavin). Hingga kini, beragam pipa thermoplastik bermunculan, mulai dari bahan PVC, PPR hingga yang tertangguh Pipa HDPE seperti yang dikenal sekarang. Pipa ini terbuat dari bahan high density polyethylene atau HDPE dengan sifat dan karakter unik.

Pipa HDPE dibuat dengan tingkat keretakan rendah, sementara tingkat kelenturan dan kekuatan sangat baik. Dalam hal saluran air, pipa jenis ini juga tak mudah rusak, mencemari aliran air dan terkoreksi oleh lingkungan sekitar bahkan bahan kimia. Sehingga membuat pipa yang terbuat dari bahan minyak bumi ini cukup tangguh. Dalam penelitian mengungkap, bahan Pipa HDPE memiliki tingkat kekuatan dan usia pemakaian (untuk air bersih) hingga 50 tahun lamanya.